Rabu, 28 Mei 2008

Minta Bencana

Rabu, 19 September 2007, ada berita yang ditayangkan oleh Stasiun televisi METRO_TV, "Bahwa telah terjadi penjarahan bantuan makanan oleh para korban bencana gempa bumi yang terjadi di Bengkulu dan Sumatra Barat. Mereka melakukan ini karena sudah beberapa hari tidak menerima bantuan dari pemerintah maupun masyarakat". Begilah berita ringkasnya.

Sangat menyedihkan mendengar berita ini, bagaimana mungkin mereka yang sedang ditimpa bencana melakukan perbuatan rusak, padahal mereka telah ditimpa bencana seperti ini mungkin karena peringatan dari Tuhan atas perilaku buruk. Mereka sesungguhnya tidak kelaparan karena kerusakan yang ditimbulkan gempa tidak terlalu parah. Tidak semua rumah dan harta benda hancur, karena kisaran gempa ini tidak terlalu parah. Efek Tsunami juga tidak ada, sehingga korban nyawa juga minim. Mereka melakukan hanya saja menjadi iri dan marah karena tidak menerima bantuan makanan.

Kalau dicermati lebih seksama, sesungguhnya mereka telah mengundang bencana yang telah ditimpahkan sebagian pada hari ini. Bisa jadi bencana yang sedang dialami ini adalah peringatan Tuhan bahwa selama ini kita telah melakukan perbuatan rusak di muka bumi. Kalau saja hal ini terus berlanjut, bukan tidak mungkin bencana lebih besar akan melumatkan umat manusia yang lebih besar. Tuhan telah menumbuhkan pohon-pohon di hutan dengan lebatnya, kemudian manusia melakukan penebangan dengan sesuka hati dengan dalih untuk kebutuhan makan dan keluarga. Padahal sesungguhnya mereka melakukan ini untuk menumpuh-numpuk harta dunia, padahal Tuhan tidak akan menjauhkan mereka rezeki asalkan melakukan perbuatan baik.

Kayu hutan, hasil tambang, sungai, laut menyediakan rezeki yang cukup bahkan lebih dari cukup apabila manusia melakukannya dengan baik. Sengaja Tuhan menjadikannnya sebagai sumber kehidupan, untuk manusia bukan lainnya. Air yang mengalir di muka bumi akan menyediakan kehidupan selamanya, tetapi manusia mengambil dengan cara salah semata-mata keinginan nafsu mendapatkan lebih banyak dan mubazir. Misalnya apa yang banyak dilakukan oleh manusia dengan cara melakukan pengeboran tanah untuk mendapatkan air dengan kedalaman beratus meter untuk kebutuhan indutri. Air di sekeliling yang sebelumnya bisa diambil dari sumur kedalaman 5 meter menjadi kering. Ini adalah contoh cari sekian banyak cara manusia melakukan kerusakan karena kebutuhan nafsu.

Kembali pada bencana yang terjadi di Bengkulu dan Sumatra Barat. Gempa dengan kekuatan 5,9 skala Rihter bukanlah independent karena kehendak Tuhan. Tuhan sekali-kali tidak akan menurunkan azhab, kecuali manusia sendiri yang melakukan perbuatan terkutuk. Ada kemungkinan bencana ini juga karena ulah manusia mulai dari kekufurann yang dilakukan manusia sampai dengan explorasi super besar dengan maksud menumpuk harta kekayaan. Ada alasan apa manusia menambang minyak berlebih, kalau untuk mendapatkan kenikmatan fidunya, sedangkan apa yang dia nikmati selama ini lebih dari cukup.

Tuhan tidak akan rugi sedikitpun dengan perbuatan buruk manusia melainkan akan kembali kepada manusia juga. Kalau sudah terjadi bencana, apa yang bisa dilakukan manusia? Tidak bisa berbuat banyak kecuali pasrah dengan kejadian. Tidak akan bermanfaat upaya perlawanan manusia kepada kekuatan alam. Berkasih sayang dengan alam justru memberikan imbalan setimpal bagi manusia. Perbuatan zhalim terhadap alam dibalas setimpal.

Sama juga dengan apa yang dilakukan para penjarah bantau bencana. Bantuan ini sesungguhnya akan diberikan kepada orang lain yang lebih buruk dari mereka, tetapu direbutnya dengan cara zhalim. Mereke tidak tahu bahwa di tempat lain juga ada kerusakan yang lebih parah, sedangkan makanan yang akan dikirim mala dicuri dengan cara zhalim.

Tuhan tahu semua yang dilakukanmahklukNya. Tuhan juga tahu niat buruk yang ada di hati. Tuhan akan membalas perbuatan mereka, dan balasan neraka bagi mereka yang melakukan perbuatan tercela. Hanya satu cara dihalalkan melakukan pencurian, yaitu dia akan mati apabila tidak melakukan ini. Adakah di negeri kita manusia yang kelaparan sebagaimana yang telah diceritakan di atas? Apakah kita kelaparan dan sudah mencoba mencari secara maksimum dengan cara baik, yaitu meminta secara sopan. Kalau anda melakukan dengan cara sopan percayalah manusia akan memberimu dengan cara yang baik pula.

Paiton, 20 September 2007.
Jaiman

Tidak ada komentar: