Kamis, 29 Mei 2008

ZAMAN KENISBIHAN,

rESUME
ZAMAN KENISBIHAN,
KONSEKUENSI PERANG TERHADAP TEROR
OLEH GEORGE SOROS

PROLOG
Buku ini ditulis Soros bertepatan dengan usianya yang ke 75, yaitu usia yang relatif matang untuk seorang “negarawan tanpa negara” sekaliber George Soros. Gelar negarawan disebut sendiri oleh Soros untuk membuat perannya demikian besar atau dibesar-besarkan untuk membuat efek domino atas pengaruh pribadinya. Pada ulasan-ulasan berikutnya soros menggunakan media yayasan masyarakat terbuka (open society) yang bernilai sosial nirlaba atas ide dan gagasannya . Kalau ditarik garis penghubungnya, maka Soros ingin menempatkan posisinya sebagai seorang “Kepala Negara Bayangan” (baca: yayasan) untuk mempengarugi Amerika Serikat (US) agar memperhatikan dampak yang ditimbulkan dari kebijakan Bush. Peristiwa 11/9 adalah moment penting dalam sejarah peradaban modern di US. Serangan teroris atas WTC 11 September 2001 membekas di benak George Bush sedemikian dalam, sehingga Bush mendeklarasikan perang terhadap meraka. Siapa sejatinya teroris? Konsekuensi apa yang ditimbulkan dari perang ini? Soros memaparkan dalam buku ini mulai dari konsepnya yang abstraks dan bermakna filosofis sampai dengan krisis energi global..

PIKIRAN DAN REALITAS
Soros memulai gagasannya dengan membuat perbandingan antara pikiran dan realitas. Pembahasan ini abstrak dan filosofis, karena pemahaman kita tentang realitas secara inheren tidak sempurna dan seluruh konstruksi manusia selalu ada cacatnya kendati berbeda-beda.
Realitas ialah setiap hal yang secara aktual ada atau terjadi. Manusia yang sadar, pikiran dan tindakan mereka adalah bagian dari realitas. Fakta bahwa pikiran kita membentuk bagian dari apa yang kita pikirkan, telah menimbulkan implikasi yang jauh bagi pikiran kita dan bagi realitas.
Kita harus berpikir tentang realitas sebagai suatu yang independen dari pikiran kita dalam pengertian bahwa realitas ada di luar sana dan menanti untuk dipahami . Memahami realitas mengandung makna menciptakan sebuah gambar dalam benak kita yang berkorespondensi dengannya.

Pemahaman kita tentang dunia yang kita tinggali inixsecara inheren tidak sempurna (falibel) merupakan langkah maju yang besar. Pikiran kita menciptakan dampak terhadap dunia yang kita tinggali. Tidak semua aspek realitas terpengaruh, melainkan aspek yang dapat dipahami dengan sangat baik dalam pengertian hubungan dua arah antara pikiran dan realitas.
Situasi-situasi reflektif dicirikan oleh tidak adanya korespondensi antara pandangan-pandangan partisipasi dengan keadan aktual suatu peristiwa. Sebagai contoh adalah orang membeli dan menjual saham untuk mengantisipasi harga saham di masa yang akan datang, tetapi harga-harga ini bergantung pada ekspektasi para investor. Akibatnya kemungkinan besar menyimpang dari ekspektasi.
Masyarakat terbuka mengakui falibilitas kita, masyarakat tertutup menolaknya. Amerika serikat adalah masyarakat terbuka, tapi masyarakatnya tidak mengenal falsafat dengan baik dan mereka tidak sepenuhnya memahami prinsip-prinsip masyarakat terbuka. Itulah yang menyebabkan mereka tersesat.
Kebenaran tidak harus dibuktikan dan kebenaran bisa dimanipulasikan. Agar kuat dalam mencari kebenaran, kita harus menyadari bahwa metafor yang salah dan miskonsepsi dapat mendatangkan konsekuensi kerugian yang tidak pernah dikehendaki. Kesadaran semacan ini ada disebagian besar masyarata US.

MAKNA MASYARAKAT TERBUKA
Masyarakat terbuka (open society) merupakan konsep demokrasi liberal, tapi mengandung perbedaan penting, mengandung konsep epistemologis, dan bukan konsep politis. Masyarakat terbuka didasarkan atas pengakuan bahwa pemahaman kita tidak sempurna, bukan didasarkan atas teori politik. Gagasan open society didasarkan pada konsep Karl Popper pada bukunya yang berjudul “The open Society and Its Enemies”. Dalam buku ini Poppor mengusulkan bentuk organisasi sosial yang dimulai dengan pengakuan bahwa tidak ada klaim bagi kebenaran tertinggi yang dapat divalidasi. Oleh sebab itu tidak ada kelompok yang diperbolehkan memaksakan pandangannya kepada seluruh kelompok yang lain. Inilah yang dinamakan kelompok masyarakat terbuka yang didalamnya orang dengan pandangan dan kepentingan yang berbeda-beda mampu hidup bersama secara damai, individu menikmati derajat kebebasan terbesar yang selaras dengan kebebasan lain. Batasan yang diperlukan ditetapkan dengan aturan hukum.

Kebaikan masyarakat terbuka ialah bahwa masyarakat memungkinkan orang untuk mengatasi realitas tak pasti dan menjamin bagi meraka derajat kebebasan individual yang paling mungkin dan sepadan dengan pemenuhan kebutuhan sosial. Secara khusus mesyarakat menyatakan dengan tegas pentingnya kebebasan pikiran dan ekspresi.
Sisi negatif masyarakat terbuka, bahwa posisi berdaulat yang dinikmati oleh individu-individu juga meletakkan pada diri mereka beban yang mungkin suatu ketika tampak tak tertanggungkan. Mereka dapat menemukan nilai-nilai yang mereka perlukan untuk membuat pilihan yang benar. Pilihan bisa dibuat secara sadar dan merupakan hasil pencarian dari jiwa dan refleksi.

MENSOSIALISASIKAN MMASYARAKAT TERBUKA
Keberhasilan dalam pasar uang yang melampaui harapan, menggugah keingian Soros untuk membagi kemakmuran pribadinya dengan membelanjakan sebagian dari kelebihan financialnya. Dengan dana hedge sebanyak 100 juta USD, Soros berpikir untuk membentuk Yayasan Masyarakat terbuka seperti yang ia cita-citakan.
Yayasan masyarakat terbuka dimulai tahun 1979 dari Afrika Selatan yang masih dibalut dengan politik apartheid. Yayasan Masyarakat Terbuka memberikan bea siswa kepada mehasiswa kulit putih dan hitam tanpa perbedaan yaitu sama-sama tidak membayar uang kuliah. Soros memilih Cape Town University karena institusi ini memproklamirkan komitmennya pada gagasan masyarakat terbuka, tetapi proyek ini gagal. Tahun 1984 Soros memilih negara kelahirannnya yaitu Hongaria. Tahun 1987, Soros merambah Moskow dan mendirikan yayasan dengan model sebagaimana yang telah dibentuk di Hongaria, kemudian berlanjut ke China. Tahun 1991 yayasan Soros memiliki jaringan yang mencakup lebih dari 20 negara.

APA YANG SALAH DENGAN AMERIKA
Soros berpendapat masyarakat terbuka di Amerika Serikat berada dalam bahaya dikarenakan kecenderungan aktivitas yang dulu dianggap sebagai profesi kini beralih menjadi bisnis,. misalnya profesi hukum, dokter. Hak milik intelektual telah merubah pikiran menjadi kekayaan. Riset dilakukan dengan pandangan untuk menghasilkan kemakmuran dan bukan demi pengetahuan murni, dan akademia kehilangan sense of identity-nya sebagai tujuan akhir. Ketika profesi berubah menjadi bisnis yang berfokus pada keuntungan, maka berbagai profesi berada dalam bahaya, pada giliranya memperkuat defisiensi nilai-nilai yang menjadi ciri masyarakat terbuka.

Masyarakat terbuka Amerika Serikat terancam akibat serangan WTC 11 September 2001. Soros merasa bahwa ancaman ini bukan karena serangan teroris, melainkan karena cara Presiden Bush menanggapi teror. Bush menyatakan perang terhadap teroris. Dengan pernyataan perang terhadap teror, ia menangguhkan mode berpikir kritis yang ada di benak masyarakat terbuka.
Perkembangan selanjutnya mengejutkan Soros,. Ia berpikir bahwa Amerika Serikat yang dipandang sebagai juara demokratis dan masyarakat terbuka, dapat menjadi ancaman terhadap tatanan dunia. Lantas pertanyaannya adalah, apa yang salah dengan Amerika Serikat? Apa yang salah dengan kita? Masyarakat Amerika masih menyetujui perang terhadap teror, tetapi menentang perang Irak.
Kesimpulan yang bisa ditarik dari konsep, bahwa agar masyarakat terbuka eksis dan bertahan hidup , sangat esensial orang meyakini masyarakat terbuka sebagai bentuk organisasi sosial yang diinginkan. Keyakinan terhadap masyarakat terbuka sukar dipertahankan, sebab masyarakat terbuka tidak menyediakan program politik yang matang. Pada masyarakat tertutup, orang sangat merindukan kebebasan.
Agar amerika serikat tetap menjadi masyarakat terbuka, rakyat harus memiliki komitmen untuk mencari kebenaran. Ini tidak semudah jaman pencerahan, karena kita telah menemukan refleksifitas. Menghargai kebenaran tidak bisa lagi tanpa mencari bukti, sehiangga hal ini telah menjadi persoalan nilai-nilai. Kejujuran dan integritas intelektuan adalah nilai-nilai yang perlu ditemukan kembali oleh Amerika jika ingin pulih.

MASYARAKAT MERASA NYAMAN
Pada 11 September 2001 US dihadapkan pada peristiwa traumatis yang mempengaruhi orang secara individu maupun kolektif. Serangan teror ini dianggap sebagai pelanggaran terhadap integritas US, bahkan lebih besar daripada Pearl Harbor. Masyarakat sipil yang mestinya dilindungi malah menjadi korban. Presiden Bush memperbesar rasa ketakutan masyarakat untuk kepentingan pribadi dan menghimpun massa berbaris dibelakannya dan menyatakan perang terhadap teror.
Perang ini kontraproduktif, dan menjerumuskan US dalam petualangan yang tidak akan berhasil dan menjadi sulit manarik diri dari perang ini. Libih dalam, perang terhadap teroris adalah metafor yang salah. Bush memanfaatkan perang terhadap teror guna mancapai tujuan pribadi yang berlawanan dengan prisif-prinsip masyarakat terbuka dan berbahaya terhadap kepentingan nasional dan pemerintahan Bush sendiri.
Ketika perang dilancarkan terhadap teroris yang menyembunyikan diri, peluang bagi terciptanya korban-korban tak berdosa bahkan kian besar. Perang terhadap teror menimbulkan respon serupa dari mereka yang menjadi korbannya, sebagaimana serangan teroris yang ditujukan terhadap kita. Sebagai konsekuensi, makin banyak orang yang bersedia mempertaruhkan hidupnya untuk menyerang US dibanding saat terjadi peristiwa 11 September 2001.
Teroris tidak terlihat, mereka tak akan pernah lenyap. Perang terhadap teror cenderung menghasilkan lebih banyak teroris atau pemberontak ketimbang meniadakannnya. Akhirnya kita menghadapi keadaan “perang permanen dan akhir dari US sebagai masyarakat terbuka.”
Serangan terhadap Irak secara keseluruhan telah mendestabilkan Timur Tengah. Tugas pasukan pendudukan bukan lagi memerangi pemberontakan kaum Sunni terhadap pemerintah melainkan mengekang perang saudara pada akar rumput. Negara Irak telah terbelah dengan garis-garis sektariannya.
Sementara di belahan dunia lain ada respon yang dibuat oleh negara-negara untuk melindungi nasionalisme masing-masing. Blok segitiga China, Rusia dan Iran bekerjasama dalam urusan energi. Ini adalah titik awal yang sangat mungkin meningkat pada intensitas lainnya. China, Jepang , Korea Selatan plus ASEAN (ASEAN + 3) bisa menjadi kekuatan penyeimbang AS walaupun hanya pada taraf ekonomi. Sementara negara lain di Asia yang mencemaskan dominasi China bersikeras memasukkan India dan Australia (ASEAN + 5).

APA YANG SALAH DENGAN TATANAN DUNIA
Tatanan dunia didasarkan atas kedaulatan negara-negara. Kedaulatan menjadi alas bagi hubungan internasional.
Dunia tidak bisa diperintah dengan kekuatan militer. Kekuatan militer hanya salah satu dari banyak unsur yang diperlukan suatu negara untuk menjalankan pengaruhnya terhadap negara lain.
Tatanan dunia yang berlaku sekarang dihadapkan pada persoalan-persoalan yang tak terpecahkan, seperti proliferasi nuklir dan pemanasan global. Hal ini dapat membahayakan peradaban kita. Merkipun demikian dunia akan menjadi tempat yang lebih baik apabila sejumlah isu tadi mengalami kemajuan yang berarti. Ini artinya dunia membutuhkan derajat kerjasama internasional yang lebih besar dibandingkan dengan yang mungkin pada saat ini. Tatanan dunia yang didasarkan pada kedaulatan negara-negara membutuhkan kepemimpinan negara berdaulat yang cukup kuat untuk menduduki posisi tersebut dan cukup berpandangan jauh untuk memberi perhatian terhadap kepentingan dunia yang sedang bergantung.
Untuk menjadi pemimpin yang absah bagi dunia bebas, US harus berbuat lebh dari sekedar kembali kepada kebijakan sebelum 9/11. US harus mengikuti kebijakan luar negeri yang benar-benar rendah hati, menghormati pandangan yang laindan memberi perhatian terhadap kepemimpina mereka. Ini tidak mungkin dilakukan oleh feel good society.

MENGEKSPLORASI ALTERNATIF-ALTERNATIF
Dibawah kepemimpinan Bush, US telah gagal menjalankan peran kepemimpinan yang telah dipegangnya sejak Perang Dunia II. Soros melihat bahwa Uni Eropa sebagai perwujudan gagasan masyarakat terbuka. Uni Eropa adalah kumpulan kebangsaan tanpa ada kebangsaan mayoritas. Inilah gambaran yang menjadikan Eropa prototipe masyarakat terbuka. Nama ini sedang berlangsung, dan dalam tatanan yang belum final karena mengidap beberapa kekurangan. Sistem keanggotaan yang kaku, kabur dan birokratis, sehingga rakyat merasa teralienasi. Ketidak puasan ini tercermin dari penolakan konstitusi Uni Eropa oleh rakyat Perancis dan Jerman.
Keunggulan masyarakat Uni Eropa dibanding dengan US pimpinna Bush terletak pada misi, yaitu tersebarnya perdamaian, kebebasan dan demokrasi. Memang tidak beda dari Bush tetapi lebih baik karena secara prinsip tetap membuka bagi anggota baru bila ingin mwujudkan misinya. Orang Eropa tidak menyukai penggunaan kekuatan militer, sedangkan US dibawah pimpinan Bush ssangat menyukainya. Orang Eropa sadar akan kebutuhan kerjasama kemanusiaan. Mereka juga menyerahkan porsi yang lebih besar untuk bantuan asing dibanding US.

KRISIS ENERGI GLOBAL
Isu-isu masa depan yang akan mengancam kehidupan manusia, misalnya pemanasan global, kutukan sumber daya, meningkatnya ketergantungan energi ekonomi utama (US, Eropa, China, India) kepada negara dan kawasan yang secara politik tidak stabil, meningkatnya ketidak stabilan di Timur Tengah.
Tidak ada jurus tunggal yang memadai untuk meringankan krisis. Tindakan yang berbeda-beda harus diambil pada saat yang sama, disamping batubara bebas karbon, energi nuklir, angin, biomasa dan tentu saja pengurangan permintaan.
Krisis energi global lebih kompleks dibandingkan dengan krisis lain apa pun. Ini bukan krisis tunggal, melainkan pertemuan sejumlah perkembangan yang gawat, yang saling memperkuat dan mencapai titik krisis kurang lebih pada saat yang bersamaan. Dengan berbagai cara krisis tersebut membahayakan peradaban kita. Pemanasan global dan proliferasi, keduanya hanyalah aspek dari situasi yang lebih rumit yang mengancam akan memperburuk disintegrasi global. Kendati inti krisis ialah situasi pasokan minyak yang ketat, perkembangan yang terjadi di seputar disintegrasi itu utamanya bersifat politis.
Peradaban kita digerakkan oleh bahan bakar energi; karena itu, krisis energi global dapat menghancurkannya. Tingkat dan besarnya persoalan tersebut melampaui kapasitas kita untuk menanganinya, atau untuk memahaminya sekalipun secara sungguh-sungguh. Fase krisis yang akut saat ini adalah buah dari salah konsepsi, khususnya yang terkait dengan 9/11.
Eropa harus memimpin jalan bagi kerjasama energi. Eropa sangat bergantung pada gas alam dan Rusia adalah pemasok utamanya. Ini menjadikan Eropa, khususnya, rentan sebab Rusia mulai menggunakan kendalinya atas pasokan gas sebagai senjata politik. Uni Eropa menyandarkan pasokan energinya pada sebuah negara yang tidak ragu menggunakan kekuatan monopoli dengan cara sesukanya. Ini menempatkan mereka pada belas kasihan Rusia. Ketergantungan energi memberikan pengaruh besar pada sikap dan kebijakan Uni Eropa terhadap Rusia dan negara tetangganya.
Baik US maupun Eropa secara internal terbagi dan saling menjauh; Uni Eropa terjaga kesatuannya oleh kelembaban birokratis. Komunitas bisnis cenderung mencari perjanjian individual dengan Rusia ketimbang menuntut stndard perilaku tertentu. Ada kebutuhan mendesak bagi Barat untuk bekerjasama.
Krisis energi global, dan semua implikasinya, merupakan tantangan besar yang dihadapi peradaban global kita. Sangat dibutuhkan perubahan sikap Amerika Serikat, penguatan titik fokus bagi kohesi Uni Eropa, dan penyadaran atas kepentingan membangun konsep masyarakat terbuka global.
Soros menutup buku kenisbihan ini dengan sub topik masyarakat tertutup.sebagai lawan dari tatanan masyarakat terbuka yang mengandung difinisi abstrak. Masyarakat tertutup bercirikan sebagai berikut: kesatuan sosial yang konkret, harta milik yang tak dipertanyakan, identitas masing-mamsing anggota dengan kolektif.



KESIMPULAN
1. Walaupun masyarakat terbuka yang digagas Soros bersifat abstrak dan tumbuh terus seiring dengan perkembangan jaman Soros memulai gagasannya dengan membuat perbandingan antara pikiran dan realitas. Pembahasan ini abstrak dan filosofis, karena pemahaman kita tentang realitas secara inheren tidak sempurna dan seluruh konstruksi manusia selalu ada cacatnya kendati berbeda-beda.
2. Masyarakat terbuka (open society) merupakan konsep demokrasi liberal, tapi mengandung perbedaan penting, mengandung konsep epistemologis, dan bukan konsep politis. Masyarakat terbuka didasarkan atas pengakuan bahwa pemahaman kita tidak sempurna, bukan didasarkan atas teori politik. Gagasan open society didasarkan pada konsep Karl Popper pada bukunya yang berjudul “The open Society and Its Enemies”. Dalam buku ini Poppor mengusulkan bentuk organisasi sosial yang dimulai dengan pengakuan bahwa tidak ada klaim bagi kebenaran tertinggi yang dapat divalidasi. Oleh sebab itu tidak ada kelompok yang diperbolehkan memaksakan pandangannya kepada seluruh kelompok yang lain.
3. Masyarakat terbuka Amerika Serikat terancam akibat serangan WTC 11 September 2001. Soros merasa bahwa ancaman ini bukan karena serangan teroris, melainkan karena cara Presiden Bush menanggapi teror. Bush menyatakan perang terhadap teroris. Dengan pernyataan perang terhadap teror, ia menangguhkan mode berpikir kritis yang ada di benak masyarakat terbuka.
4. Ketika perang dilancarkan terhadap teroris yang menyembunyikan diri, peluang bagi terciptanya korban-korban tak berdosa bahkan kian besar. Perang terhadap teror menimbulkan respon serupa dari mereka yang menjadi korbannya, sebagaimana serangan teroris yang ditujukan terhadap kita. Sebagai konsekuensi, makin banyak orang yang bersedia mempertaruhkan hidupnya untuk menyerang US dibanding saat terjadi peristiwa 11 September 2001.
5. Soros melihat bahwa Uni Eropa sebagai perwujudan gagasan masyarakat terbuka. Uni Eropa adalah kumpulan kebangsaan tanpa ada kebangsaan mayoritas. Inilah gambaran yang menjadikan Eropa prototipe masyarakat terbuka. Nama ini sedang berlangsung, dan dalam tatanan yang belum final karena mengidap beberapa kekurangan
6. Isu-isu masa depan yang akan mengancam kehidupan manusia, misalnya pemanasan global, kutukan sumber daya, meningkatnya ketergantungan energi ekonomi utama (US, Eropa, China, India) kepada negara dan kawasan yang secara politik tidak stabil, meningkatnya ketidak stabilan di Timur Tengah

3. OPEN SOCIETY DAN MNC
Sebagai negarawan tanpa negara, Soros berhapar bahwa idenya dapat mempengaruhi masyarakat US yang dianggap tersesat dengan propagandanya berperang terhadap teroris. Kecerdasan Soros juga terlihat dalam analisisnya yang tajam dimana populeritas Bush makin turun dikarenakan, rekayasanya melegitimasi serangan WTC 11 September 2001 untuk mendapatkan kekuasaan lebih untuk kepentingan pribadi. Prediksi Soros terbukti beberapa bulan terakhir, yaitu pada saat Pemilu Dewan Legislatif US akhir tahun 2006, yang dimenangi oleh Partai Demokrat.
Apakah ramalan Soros lainnya juga akan terjadi? Walaupun sangat sulit membuat prediksi ke depan, tetapi analisis yang dipaparkannnya sangat realistis. Misalnya munculnya Uni Eropa sebagai tatanan masyarakat terbuka ideal akan terwujud beberapa tahun mendatang. Kendala yang ada saat yang berkaitan dengan birokrasi dan kekakuan segera berubah. Satu lagi yang membuat masyarakat Uni Eropa adalah prototipenya adalah keunggulannya yang berkaitan dengan demiliterisasi, egaliter dan rasa kebersamaannya. Isu masa depan membuat Timur Tenggah, Blok ekonomi ASEAN ++ bisa jadi benar dan akurat.
Amerika Serikat adalah negara dengan global company terbesar di dunia. Amerika serikat juga menjadi salah satu pusat bisnis terbesar, misalnya New York Stock Exchange sebagai pasar keuangan terbesar ke dua di dunia setelah London. Di New York juga menjadi pusat perdagangan pasar berjangka dan derivatif. Kalau Amerika Serikat menjadi tidak stabil pasti dampaknya akan merambah dunia. Justru Rusia yang merupakan pemasok energi dunia terbesar saat ini dan akan datang tidak menjadi pusat bisnis international. Tidak ada MNC yang memusatkan bisnisnya di Rusia, padahal kekayaan energinya melimpah ruah. Rusia sebenarnya bisa saja mempengaruhi dunia dengan dominasi pasokan energi, bergabung dengan Iran dan China sebagai konsumennnya, adalah kekuatan ekonomi raksasa yang sulit ditadingi oleh negara manapun..
Kalau benar gagasan open society Soros ini adalah realitas, tentu menjadi harapan besar bagi masyarakat internasional dan dunia bisnis pada khususnya. Global Company (MNC) seperti Toyota, Microsoft, Toshiba, Boeing, Airbus atau bahkan bisnis lokal dijanjikan dengan prospek besar. Masyarakat terbuka adalah prototipe ideal dimana semua orang mendapat perlakuaan adil dan setara. Tidak ada satu golongan tertentu teristimewa dan menjadi supremasi yang mencederai kelompok lainnya. Siapa yang hendak berinvestasi Irak, Palestina, Somalia, yang situasi politiknya chaos.

THE COMMENT
Konsep open sosiety yang di sosialisasikan secara besar-besaran sangat baik untuk menjaga perdamaian dunia dimana negara adidaya sekaliber US supaya tidak arogan. US harus santun dengan negara manapun dalam pergaulan internasional. Ajaran-ajaran yang ditulis Soros bisa dikatakan sebagai ajaran demokratis yang sejati, karena pengakuannnya terhadap perbedaan dan kemajemukan masyarakat. Tidak boleh ada golongan tertentu yang merasa lebih tinggi dan mulia dibanding dengan golongan lainnya.
Amerika dibawah pimpinan Bush justru mencederai ajaran demikrasi, karena Bush merasa dirinya paling benar dan menganggap mansyarakat lain bisa diintervensi US. Kalau hal ini berlangsung terus menerus tanpa ada kontrol penyeimbang diyakini demokrasi di US akan hancur.
Bagaimana dengan demokrasi di Indonesia? Sejarah demokrasi Indonesia dimulai tahun 1999, yaitu PEMILU pertama Indonesia yang diakui dunia paling demokratis. Walaupun prosesnya berjalan baik, tetapi dalam implementasikan, demokrasi dunia yang berkembang dirusak sendiri oleh US dengan banyaknya serangan-serangan ke beberapa negara dengan dalih perang terhadap teroris., yaitu serangan ke Irak, Afghanistan, Sudan, Somalia,
Ketegasan Soros melawan Bush dan mengkritik keyakinan seluruh rakyat US yang dianggap tersesat adalah keberanian luar biasa, bahkan lebih lantang dari kepala negara manapun. Dalam buku ini, Soros juga bertindak sebagai negarawan tanpa negara. Soros yakin pengaruhnya cukup kuat kalau hanya melawan Bush dan kesombongannya. Dengan dana super besar, Soros telah melebarkan jaringan yayasan lebih dari 20 negara. Saya yakin ada maksud yang ingin ditanamkan pada semua doktrin yang ada di buku ini. Minimal Soros membersihkan diri dari klaim buruk yang selalu melekat sebagai pialang keuangan kejam yang menyebabkan krisis ekonomi di Asia dan Bank of England. Soros juga bermaksud menjadi ikon baru dalam percaturan politik dan financial global yang peduli dengan tatanan dunia baru, nyaman untuk tempat tinggal.
Secara umum pola pikir Goerge Soros sangat baik dan realistis dengan perkembangan jaman. Perang terhadap teroris tidak menyelesaikan masalah yang sebenarnya. Angry society adalah ancaman baru bagi US, sehingga perang teroris justru menambah semakin banyak teroris-teroris baru, sehingga perang ini menjadi permanen .
Tatanan masyarakat terbuka adalah ide cemerlang dan saya yakin segera bersambut di banyak negara yang tertindas dengan supremasi US yang makin menjauh dari konsep masyarakat terbuka dan mendekat pada masyarakat tertutup.








ZAMAN KENISBIHAN,
KONSEKUENSI PERANG TERHADAP TEROR
OLEH GEORGE SOROS

PROLOG
Buku ini ditulis Soros bertepatan dengan usianya yang ke 75, yaitu usia yang relatif matang untuk seorang “negarawan tanpa negara” sekaliber George Soros. Gelar negarawan disebut sendiri oleh Soros untuk membuat perannya demikian besar atau dibesar-besarkan untuk membuat efek domino atas pengaruh pribadinya. Pada ulasan-ulasan berikutnya soros menggunakan media yayasan masyarakat terbuka (open society) yang bernilai sosial nirlaba atas ide dan gagasannya . Kalau ditarik garis penghubungnya, maka Soros ingin menempatkan posisinya sebagai seorang “Kepala Negara Bayangan” (baca: yayasan) untuk mempengarugi Amerika Serikat (US) agar memperhatikan dampak yang ditimbulkan dari kebijakan Bush. Peristiwa 11/9 adalah moment penting dalam sejarah peradaban modern di US. Serangan teroris atas WTC 11 September 2001 membekas di benak George Bush sedemikian dalam, sehingga Bush mendeklarasikan perang terhadap meraka. Siapa sejatinya teroris? Konsekuensi apa yang ditimbulkan dari perang ini? Soros memaparkan dalam buku ini mulai dari konsepnya yang abstraks dan bermakna filosofis sampai dengan krisis energi global..

PIKIRAN DAN REALITAS
Soros memulai gagasannya dengan membuat perbandingan antara pikiran dan realitas. Pembahasan ini abstrak dan filosofis, karena pemahaman kita tentang realitas secara inheren tidak sempurna dan seluruh konstruksi manusia selalu ada cacatnya kendati berbeda-beda.
Realitas ialah setiap hal yang secara aktual ada atau terjadi. Manusia yang sadar, pikiran dan tindakan mereka adalah bagian dari realitas. Fakta bahwa pikiran kita membentuk bagian dari apa yang kita pikirkan, telah menimbulkan implikasi yang jauh bagi pikiran kita dan bagi realitas.
Kita harus berpikir tentang realitas sebagai suatu yang independen dari pikiran kita dalam pengertian bahwa realitas ada di luar sana dan menanti untuk dipahami . Memahami realitas mengandung makna menciptakan sebuah gambar dalam benak kita yang berkorespondensi dengannya.

Pemahaman kita tentang dunia yang kita tinggali inixsecara inheren tidak sempurna (falibel) merupakan langkah maju yang besar. Pikiran kita menciptakan dampak terhadap dunia yang kita tinggali. Tidak semua aspek realitas terpengaruh, melainkan aspek yang dapat dipahami dengan sangat baik dalam pengertian hubungan dua arah antara pikiran dan realitas.
Situasi-situasi reflektif dicirikan oleh tidak adanya korespondensi antara pandangan-pandangan partisipasi dengan keadan aktual suatu peristiwa. Sebagai contoh adalah orang membeli dan menjual saham untuk mengantisipasi harga saham di masa yang akan datang, tetapi harga-harga ini bergantung pada ekspektasi para investor. Akibatnya kemungkinan besar menyimpang dari ekspektasi.
Masyarakat terbuka mengakui falibilitas kita, masyarakat tertutup menolaknya. Amerika serikat adalah masyarakat terbuka, tapi masyarakatnya tidak mengenal falsafat dengan baik dan mereka tidak sepenuhnya memahami prinsip-prinsip masyarakat terbuka. Itulah yang menyebabkan mereka tersesat.
Kebenaran tidak harus dibuktikan dan kebenaran bisa dimanipulasikan. Agar kuat dalam mencari kebenaran, kita harus menyadari bahwa metafor yang salah dan miskonsepsi dapat mendatangkan konsekuensi kerugian yang tidak pernah dikehendaki. Kesadaran semacan ini ada disebagian besar masyarata US.

MAKNA MASYARAKAT TERBUKA
Masyarakat terbuka (open society) merupakan konsep demokrasi liberal, tapi mengandung perbedaan penting, mengandung konsep epistemologis, dan bukan konsep politis. Masyarakat terbuka didasarkan atas pengakuan bahwa pemahaman kita tidak sempurna, bukan didasarkan atas teori politik. Gagasan open society didasarkan pada konsep Karl Popper pada bukunya yang berjudul “The open Society and Its Enemies”. Dalam buku ini Poppor mengusulkan bentuk organisasi sosial yang dimulai dengan pengakuan bahwa tidak ada klaim bagi kebenaran tertinggi yang dapat divalidasi. Oleh sebab itu tidak ada kelompok yang diperbolehkan memaksakan pandangannya kepada seluruh kelompok yang lain. Inilah yang dinamakan kelompok masyarakat terbuka yang didalamnya orang dengan pandangan dan kepentingan yang berbeda-beda mampu hidup bersama secara damai, individu menikmati derajat kebebasan terbesar yang selaras dengan kebebasan lain. Batasan yang diperlukan ditetapkan dengan aturan hukum.

Kebaikan masyarakat terbuka ialah bahwa masyarakat memungkinkan orang untuk mengatasi realitas tak pasti dan menjamin bagi meraka derajat kebebasan individual yang paling mungkin dan sepadan dengan pemenuhan kebutuhan sosial. Secara khusus mesyarakat menyatakan dengan tegas pentingnya kebebasan pikiran dan ekspresi.
Sisi negatif masyarakat terbuka, bahwa posisi berdaulat yang dinikmati oleh individu-individu juga meletakkan pada diri mereka beban yang mungkin suatu ketika tampak tak tertanggungkan. Mereka dapat menemukan nilai-nilai yang mereka perlukan untuk membuat pilihan yang benar. Pilihan bisa dibuat secara sadar dan merupakan hasil pencarian dari jiwa dan refleksi.

MENSOSIALISASIKAN MMASYARAKAT TERBUKA
Keberhasilan dalam pasar uang yang melampaui harapan, menggugah keingian Soros untuk membagi kemakmuran pribadinya dengan membelanjakan sebagian dari kelebihan financialnya. Dengan dana hedge sebanyak 100 juta USD, Soros berpikir untuk membentuk Yayasan Masyarakat terbuka seperti yang ia cita-citakan.
Yayasan masyarakat terbuka dimulai tahun 1979 dari Afrika Selatan yang masih dibalut dengan politik apartheid. Yayasan Masyarakat Terbuka memberikan bea siswa kepada mehasiswa kulit putih dan hitam tanpa perbedaan yaitu sama-sama tidak membayar uang kuliah. Soros memilih Cape Town University karena institusi ini memproklamirkan komitmennya pada gagasan masyarakat terbuka, tetapi proyek ini gagal. Tahun 1984 Soros memilih negara kelahirannnya yaitu Hongaria. Tahun 1987, Soros merambah Moskow dan mendirikan yayasan dengan model sebagaimana yang telah dibentuk di Hongaria, kemudian berlanjut ke China. Tahun 1991 yayasan Soros memiliki jaringan yang mencakup lebih dari 20 negara.

APA YANG SALAH DENGAN AMERIKA
Soros berpendapat masyarakat terbuka di Amerika Serikat berada dalam bahaya dikarenakan kecenderungan aktivitas yang dulu dianggap sebagai profesi kini beralih menjadi bisnis,. misalnya profesi hukum, dokter. Hak milik intelektual telah merubah pikiran menjadi kekayaan. Riset dilakukan dengan pandangan untuk menghasilkan kemakmuran dan bukan demi pengetahuan murni, dan akademia kehilangan sense of identity-nya sebagai tujuan akhir. Ketika profesi berubah menjadi bisnis yang berfokus pada keuntungan, maka berbagai profesi berada dalam bahaya, pada giliranya memperkuat defisiensi nilai-nilai yang menjadi ciri masyarakat terbuka.

Masyarakat terbuka Amerika Serikat terancam akibat serangan WTC 11 September 2001. Soros merasa bahwa ancaman ini bukan karena serangan teroris, melainkan karena cara Presiden Bush menanggapi teror. Bush menyatakan perang terhadap teroris. Dengan pernyataan perang terhadap teror, ia menangguhkan mode berpikir kritis yang ada di benak masyarakat terbuka.
Perkembangan selanjutnya mengejutkan Soros,. Ia berpikir bahwa Amerika Serikat yang dipandang sebagai juara demokratis dan masyarakat terbuka, dapat menjadi ancaman terhadap tatanan dunia. Lantas pertanyaannya adalah, apa yang salah dengan Amerika Serikat? Apa yang salah dengan kita? Masyarakat Amerika masih menyetujui perang terhadap teror, tetapi menentang perang Irak.
Kesimpulan yang bisa ditarik dari konsep, bahwa agar masyarakat terbuka eksis dan bertahan hidup , sangat esensial orang meyakini masyarakat terbuka sebagai bentuk organisasi sosial yang diinginkan. Keyakinan terhadap masyarakat terbuka sukar dipertahankan, sebab masyarakat terbuka tidak menyediakan program politik yang matang. Pada masyarakat tertutup, orang sangat merindukan kebebasan.
Agar amerika serikat tetap menjadi masyarakat terbuka, rakyat harus memiliki komitmen untuk mencari kebenaran. Ini tidak semudah jaman pencerahan, karena kita telah menemukan refleksifitas. Menghargai kebenaran tidak bisa lagi tanpa mencari bukti, sehiangga hal ini telah menjadi persoalan nilai-nilai. Kejujuran dan integritas intelektuan adalah nilai-nilai yang perlu ditemukan kembali oleh Amerika jika ingin pulih.

MASYARAKAT MERASA NYAMAN
Pada 11 September 2001 US dihadapkan pada peristiwa traumatis yang mempengaruhi orang secara individu maupun kolektif. Serangan teror ini dianggap sebagai pelanggaran terhadap integritas US, bahkan lebih besar daripada Pearl Harbor. Masyarakat sipil yang mestinya dilindungi malah menjadi korban. Presiden Bush memperbesar rasa ketakutan masyarakat untuk kepentingan pribadi dan menghimpun massa berbaris dibelakannya dan menyatakan perang terhadap teror.
Perang ini kontraproduktif, dan menjerumuskan US dalam petualangan yang tidak akan berhasil dan menjadi sulit manarik diri dari perang ini. Libih dalam, perang terhadap teroris adalah metafor yang salah. Bush memanfaatkan perang terhadap teror guna mancapai tujuan pribadi yang berlawanan dengan prisif-prinsip masyarakat terbuka dan berbahaya terhadap kepentingan nasional dan pemerintahan Bush sendiri.
Ketika perang dilancarkan terhadap teroris yang menyembunyikan diri, peluang bagi terciptanya korban-korban tak berdosa bahkan kian besar. Perang terhadap teror menimbulkan respon serupa dari mereka yang menjadi korbannya, sebagaimana serangan teroris yang ditujukan terhadap kita. Sebagai konsekuensi, makin banyak orang yang bersedia mempertaruhkan hidupnya untuk menyerang US dibanding saat terjadi peristiwa 11 September 2001.
Teroris tidak terlihat, mereka tak akan pernah lenyap. Perang terhadap teror cenderung menghasilkan lebih banyak teroris atau pemberontak ketimbang meniadakannnya. Akhirnya kita menghadapi keadaan “perang permanen dan akhir dari US sebagai masyarakat terbuka.”
Serangan terhadap Irak secara keseluruhan telah mendestabilkan Timur Tengah. Tugas pasukan pendudukan bukan lagi memerangi pemberontakan kaum Sunni terhadap pemerintah melainkan mengekang perang saudara pada akar rumput. Negara Irak telah terbelah dengan garis-garis sektariannya.
Sementara di belahan dunia lain ada respon yang dibuat oleh negara-negara untuk melindungi nasionalisme masing-masing. Blok segitiga China, Rusia dan Iran bekerjasama dalam urusan energi. Ini adalah titik awal yang sangat mungkin meningkat pada intensitas lainnya. China, Jepang , Korea Selatan plus ASEAN (ASEAN + 3) bisa menjadi kekuatan penyeimbang AS walaupun hanya pada taraf ekonomi. Sementara negara lain di Asia yang mencemaskan dominasi China bersikeras memasukkan India dan Australia (ASEAN + 5).

APA YANG SALAH DENGAN TATANAN DUNIA
Tatanan dunia didasarkan atas kedaulatan negara-negara. Kedaulatan menjadi alas bagi hubungan internasional.
Dunia tidak bisa diperintah dengan kekuatan militer. Kekuatan militer hanya salah satu dari banyak unsur yang diperlukan suatu negara untuk menjalankan pengaruhnya terhadap negara lain.
Tatanan dunia yang berlaku sekarang dihadapkan pada persoalan-persoalan yang tak terpecahkan, seperti proliferasi nuklir dan pemanasan global. Hal ini dapat membahayakan peradaban kita. Merkipun demikian dunia akan menjadi tempat yang lebih baik apabila sejumlah isu tadi mengalami kemajuan yang berarti. Ini artinya dunia membutuhkan derajat kerjasama internasional yang lebih besar dibandingkan dengan yang mungkin pada saat ini. Tatanan dunia yang didasarkan pada kedaulatan negara-negara membutuhkan kepemimpinan negara berdaulat yang cukup kuat untuk menduduki posisi tersebut dan cukup berpandangan jauh untuk memberi perhatian terhadap kepentingan dunia yang sedang bergantung.
Untuk menjadi pemimpin yang absah bagi dunia bebas, US harus berbuat lebh dari sekedar kembali kepada kebijakan sebelum 9/11. US harus mengikuti kebijakan luar negeri yang benar-benar rendah hati, menghormati pandangan yang laindan memberi perhatian terhadap kepemimpina mereka. Ini tidak mungkin dilakukan oleh feel good society.

MENGEKSPLORASI ALTERNATIF-ALTERNATIF
Dibawah kepemimpinan Bush, US telah gagal menjalankan peran kepemimpinan yang telah dipegangnya sejak Perang Dunia II. Soros melihat bahwa Uni Eropa sebagai perwujudan gagasan masyarakat terbuka. Uni Eropa adalah kumpulan kebangsaan tanpa ada kebangsaan mayoritas. Inilah gambaran yang menjadikan Eropa prototipe masyarakat terbuka. Nama ini sedang berlangsung, dan dalam tatanan yang belum final karena mengidap beberapa kekurangan. Sistem keanggotaan yang kaku, kabur dan birokratis, sehingga rakyat merasa teralienasi. Ketidak puasan ini tercermin dari penolakan konstitusi Uni Eropa oleh rakyat Perancis dan Jerman.
Keunggulan masyarakat Uni Eropa dibanding dengan US pimpinna Bush terletak pada misi, yaitu tersebarnya perdamaian, kebebasan dan demokrasi. Memang tidak beda dari Bush tetapi lebih baik karena secara prinsip tetap membuka bagi anggota baru bila ingin mwujudkan misinya. Orang Eropa tidak menyukai penggunaan kekuatan militer, sedangkan US dibawah pimpinan Bush ssangat menyukainya. Orang Eropa sadar akan kebutuhan kerjasama kemanusiaan. Mereka juga menyerahkan porsi yang lebih besar untuk bantuan asing dibanding US.

KRISIS ENERGI GLOBAL
Isu-isu masa depan yang akan mengancam kehidupan manusia, misalnya pemanasan global, kutukan sumber daya, meningkatnya ketergantungan energi ekonomi utama (US, Eropa, China, India) kepada negara dan kawasan yang secara politik tidak stabil, meningkatnya ketidak stabilan di Timur Tengah.
Tidak ada jurus tunggal yang memadai untuk meringankan krisis. Tindakan yang berbeda-beda harus diambil pada saat yang sama, disamping batubara bebas karbon, energi nuklir, angin, biomasa dan tentu saja pengurangan permintaan.
Krisis energi global lebih kompleks dibandingkan dengan krisis lain apa pun. Ini bukan krisis tunggal, melainkan pertemuan sejumlah perkembangan yang gawat, yang saling memperkuat dan mencapai titik krisis kurang lebih pada saat yang bersamaan. Dengan berbagai cara krisis tersebut membahayakan peradaban kita. Pemanasan global dan proliferasi, keduanya hanyalah aspek dari situasi yang lebih rumit yang mengancam akan memperburuk disintegrasi global. Kendati inti krisis ialah situasi pasokan minyak yang ketat, perkembangan yang terjadi di seputar disintegrasi itu utamanya bersifat politis.
Peradaban kita digerakkan oleh bahan bakar energi; karena itu, krisis energi global dapat menghancurkannya. Tingkat dan besarnya persoalan tersebut melampaui kapasitas kita untuk menanganinya, atau untuk memahaminya sekalipun secara sungguh-sungguh. Fase krisis yang akut saat ini adalah buah dari salah konsepsi, khususnya yang terkait dengan 9/11.
Eropa harus memimpin jalan bagi kerjasama energi. Eropa sangat bergantung pada gas alam dan Rusia adalah pemasok utamanya. Ini menjadikan Eropa, khususnya, rentan sebab Rusia mulai menggunakan kendalinya atas pasokan gas sebagai senjata politik. Uni Eropa menyandarkan pasokan energinya pada sebuah negara yang tidak ragu menggunakan kekuatan monopoli dengan cara sesukanya. Ini menempatkan mereka pada belas kasihan Rusia. Ketergantungan energi memberikan pengaruh besar pada sikap dan kebijakan Uni Eropa terhadap Rusia dan negara tetangganya.
Baik US maupun Eropa secara internal terbagi dan saling menjauh; Uni Eropa terjaga kesatuannya oleh kelembaban birokratis. Komunitas bisnis cenderung mencari perjanjian individual dengan Rusia ketimbang menuntut stndard perilaku tertentu. Ada kebutuhan mendesak bagi Barat untuk bekerjasama.
Krisis energi global, dan semua implikasinya, merupakan tantangan besar yang dihadapi peradaban global kita. Sangat dibutuhkan perubahan sikap Amerika Serikat, penguatan titik fokus bagi kohesi Uni Eropa, dan penyadaran atas kepentingan membangun konsep masyarakat terbuka global.
Soros menutup buku kenisbihan ini dengan sub topik masyarakat tertutup.sebagai lawan dari tatanan masyarakat terbuka yang mengandung difinisi abstrak. Masyarakat tertutup bercirikan sebagai berikut: kesatuan sosial yang konkret, harta milik yang tak dipertanyakan, identitas masing-mamsing anggota dengan kolektif.



KESIMPULAN
1. Walaupun masyarakat terbuka yang digagas Soros bersifat abstrak dan tumbuh terus seiring dengan perkembangan jaman Soros memulai gagasannya dengan membuat perbandingan antara pikiran dan realitas. Pembahasan ini abstrak dan filosofis, karena pemahaman kita tentang realitas secara inheren tidak sempurna dan seluruh konstruksi manusia selalu ada cacatnya kendati berbeda-beda.
2. Masyarakat terbuka (open society) merupakan konsep demokrasi liberal, tapi mengandung perbedaan penting, mengandung konsep epistemologis, dan bukan konsep politis. Masyarakat terbuka didasarkan atas pengakuan bahwa pemahaman kita tidak sempurna, bukan didasarkan atas teori politik. Gagasan open society didasarkan pada konsep Karl Popper pada bukunya yang berjudul “The open Society and Its Enemies”. Dalam buku ini Poppor mengusulkan bentuk organisasi sosial yang dimulai dengan pengakuan bahwa tidak ada klaim bagi kebenaran tertinggi yang dapat divalidasi. Oleh sebab itu tidak ada kelompok yang diperbolehkan memaksakan pandangannya kepada seluruh kelompok yang lain.
3. Masyarakat terbuka Amerika Serikat terancam akibat serangan WTC 11 September 2001. Soros merasa bahwa ancaman ini bukan karena serangan teroris, melainkan karena cara Presiden Bush menanggapi teror. Bush menyatakan perang terhadap teroris. Dengan pernyataan perang terhadap teror, ia menangguhkan mode berpikir kritis yang ada di benak masyarakat terbuka.
4. Ketika perang dilancarkan terhadap teroris yang menyembunyikan diri, peluang bagi terciptanya korban-korban tak berdosa bahkan kian besar. Perang terhadap teror menimbulkan respon serupa dari mereka yang menjadi korbannya, sebagaimana serangan teroris yang ditujukan terhadap kita. Sebagai konsekuensi, makin banyak orang yang bersedia mempertaruhkan hidupnya untuk menyerang US dibanding saat terjadi peristiwa 11 September 2001.
5. Soros melihat bahwa Uni Eropa sebagai perwujudan gagasan masyarakat terbuka. Uni Eropa adalah kumpulan kebangsaan tanpa ada kebangsaan mayoritas. Inilah gambaran yang menjadikan Eropa prototipe masyarakat terbuka. Nama ini sedang berlangsung, dan dalam tatanan yang belum final karena mengidap beberapa kekurangan
6. Isu-isu masa depan yang akan mengancam kehidupan manusia, misalnya pemanasan global, kutukan sumber daya, meningkatnya ketergantungan energi ekonomi utama (US, Eropa, China, India) kepada negara dan kawasan yang secara politik tidak stabil, meningkatnya ketidak stabilan di Timur Tengah

3. OPEN SOCIETY DAN MNC
Sebagai negarawan tanpa negara, Soros berhapar bahwa idenya dapat mempengaruhi masyarakat US yang dianggap tersesat dengan propagandanya berperang terhadap teroris. Kecerdasan Soros juga terlihat dalam analisisnya yang tajam dimana populeritas Bush makin turun dikarenakan, rekayasanya melegitimasi serangan WTC 11 September 2001 untuk mendapatkan kekuasaan lebih untuk kepentingan pribadi. Prediksi Soros terbukti beberapa bulan terakhir, yaitu pada saat Pemilu Dewan Legislatif US akhir tahun 2006, yang dimenangi oleh Partai Demokrat.
Apakah ramalan Soros lainnya juga akan terjadi? Walaupun sangat sulit membuat prediksi ke depan, tetapi analisis yang dipaparkannnya sangat realistis. Misalnya munculnya Uni Eropa sebagai tatanan masyarakat terbuka ideal akan terwujud beberapa tahun mendatang. Kendala yang ada saat yang berkaitan dengan birokrasi dan kekakuan segera berubah. Satu lagi yang membuat masyarakat Uni Eropa adalah prototipenya adalah keunggulannya yang berkaitan dengan demiliterisasi, egaliter dan rasa kebersamaannya. Isu masa depan membuat Timur Tenggah, Blok ekonomi ASEAN ++ bisa jadi benar dan akurat.
Amerika Serikat adalah negara dengan global company terbesar di dunia. Amerika serikat juga menjadi salah satu pusat bisnis terbesar, misalnya New York Stock Exchange sebagai pasar keuangan terbesar ke dua di dunia setelah London. Di New York juga menjadi pusat perdagangan pasar berjangka dan derivatif. Kalau Amerika Serikat menjadi tidak stabil pasti dampaknya akan merambah dunia. Justru Rusia yang merupakan pemasok energi dunia terbesar saat ini dan akan datang tidak menjadi pusat bisnis international. Tidak ada MNC yang memusatkan bisnisnya di Rusia, padahal kekayaan energinya melimpah ruah. Rusia sebenarnya bisa saja mempengaruhi dunia dengan dominasi pasokan energi, bergabung dengan Iran dan China sebagai konsumennnya, adalah kekuatan ekonomi raksasa yang sulit ditadingi oleh negara manapun..
Kalau benar gagasan open society Soros ini adalah realitas, tentu menjadi harapan besar bagi masyarakat internasional dan dunia bisnis pada khususnya. Global Company (MNC) seperti Toyota, Microsoft, Toshiba, Boeing, Airbus atau bahkan bisnis lokal dijanjikan dengan prospek besar. Masyarakat terbuka adalah prototipe ideal dimana semua orang mendapat perlakuaan adil dan setara. Tidak ada satu golongan tertentu teristimewa dan menjadi supremasi yang mencederai kelompok lainnya. Siapa yang hendak berinvestasi Irak, Palestina, Somalia, yang situasi politiknya chaos.

THE COMMENT
Konsep open sosiety yang di sosialisasikan secara besar-besaran sangat baik untuk menjaga perdamaian dunia dimana negara adidaya sekaliber US supaya tidak arogan. US harus santun dengan negara manapun dalam pergaulan internasional. Ajaran-ajaran yang ditulis Soros bisa dikatakan sebagai ajaran demokratis yang sejati, karena pengakuannnya terhadap perbedaan dan kemajemukan masyarakat. Tidak boleh ada golongan tertentu yang merasa lebih tinggi dan mulia dibanding dengan golongan lainnya.
Amerika dibawah pimpinan Bush justru mencederai ajaran demikrasi, karena Bush merasa dirinya paling benar dan menganggap mansyarakat lain bisa diintervensi US. Kalau hal ini berlangsung terus menerus tanpa ada kontrol penyeimbang diyakini demokrasi di US akan hancur.
Bagaimana dengan demokrasi di Indonesia? Sejarah demokrasi Indonesia dimulai tahun 1999, yaitu PEMILU pertama Indonesia yang diakui dunia paling demokratis. Walaupun prosesnya berjalan baik, tetapi dalam implementasikan, demokrasi dunia yang berkembang dirusak sendiri oleh US dengan banyaknya serangan-serangan ke beberapa negara dengan dalih perang terhadap teroris., yaitu serangan ke Irak, Afghanistan, Sudan, Somalia,
Ketegasan Soros melawan Bush dan mengkritik keyakinan seluruh rakyat US yang dianggap tersesat adalah keberanian luar biasa, bahkan lebih lantang dari kepala negara manapun. Dalam buku ini, Soros juga bertindak sebagai negarawan tanpa negara. Soros yakin pengaruhnya cukup kuat kalau hanya melawan Bush dan kesombongannya. Dengan dana super besar, Soros telah melebarkan jaringan yayasan lebih dari 20 negara. Saya yakin ada maksud yang ingin ditanamkan pada semua doktrin yang ada di buku ini. Minimal Soros membersihkan diri dari klaim buruk yang selalu melekat sebagai pialang keuangan kejam yang menyebabkan krisis ekonomi di Asia dan Bank of England. Soros juga bermaksud menjadi ikon baru dalam percaturan politik dan financial global yang peduli dengan tatanan dunia baru, nyaman untuk tempat tinggal.
Secara umum pola pikir Goerge Soros sangat baik dan realistis dengan perkembangan jaman. Perang terhadap teroris tidak menyelesaikan masalah yang sebenarnya. Angry society adalah ancaman baru bagi US, sehingga perang teroris justru menambah semakin banyak teroris-teroris baru, sehingga perang ini menjadi permanen .
Tatanan masyarakat terbuka adalah ide cemerlang dan saya yakin segera bersambut di banyak negara yang tertindas dengan supremasi US yang makin menjauh dari konsep masyarakat terbuka dan mendekat pada masyarakat tertutup.


REFERENSI


Lasserre, Philippe, 2003, Global Strategic Managemant, PalgraveMacmillan, First
Published,

Vise, Davis. A, dan Malseed, 2006, Mark, Kisah Sukses Google, Bisnis Media dan Teknologi Terhangat Saat Ini, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Tidak ada komentar: